Text
Dinamika dan integrasi sosial dalam pengaruh industri-industri kehutanan disampit 1957-2001
Sampit memang pernah dikenal karena perisitiwa konflik antar etniknya yang terjadi tahun 2001. Namun jauh sebelum itu, Sampit sesungguhnya juga sudah mulai dikenal seiring dengan dibukanya pelabuhan bersamaan dengan 16 pelabuhan lain di Jawa dan 2 di Sumatera oleh Belanda tahun 1865. Perkembangan Sampit selanjutnya adalah saat Bruynzeel Dayak Houtbedrijven NV didirikan tahun 1947, yang menandai arah perkembangan Sampit sebagai pusat industri pengolahan kayu hutan, sekaligus perdagangan di Kalimantan Tengah.
Sampit semakin mulai menunjukkan geliatnya di awal dekade 1970-an, ketika industri kehutanan berupa pabrik-pabrik pengolahan kayu, baik besar maupun kecil mulai bermunculan di Kotawaringin Timur. Keberadaan ini menggenapi aktivitas Brunzeel sebagai pabrik kayu terbesar di Indonesia, bahkan di Asia pada masanya yang semakin berkembang. Pada gilirannya, kondisi-kondisi seperti ini mendorong maraknya urbanisasi atau hadirnya para pendatang ke wilayah Kota Sampit. Berbeda dengan dua dekade saat awal-awal pengoperasian Brunyzeel oleh Indonesia, pada masa ini Kota Sampit dan struktur sosial masyarakatnya mengalami perkembangan yang berarti.
No other version available