Text
Sejarah Islam di Nusantara : proses penyiaran, pemikiran, dan keberagamaan dalam pembangunan
Penyiaran Islam ke Nusantara tidak memiliki catatan historis yang memadai, kecuali asumsi dari para ahli . Adanya kesepakatan terhadap pemahaman proses islamisasi di Indonesia menjadi dasar dalam memahami konstruksi pemikiran keislaman di Nusantara, dengan terjadinya pemilahan orientasi pemikiran keislaman antara tradisi dan modern. Penelusuran terhadap pemikiran klasik tersebut diperlukan sebagai bahan untuk memahami perkembangan keislaman di Indonesia pada masa kini serta prospeknya pada masa yang akan datang. Salah satu persoalan yang rumit dalam mengkaji gerakan politik kebangsaan di Indonesia adalah pilihan terhadap orientasi pemikiran politik yang berorientasi pada pemikiran nasionalis-religius dan religius-nasionalis.
Pada akhir abad 18 dan awal abad 19, berkembang wacana pemikiran keislaman di Nusantara yang mengacu kepada dua corak, yaitu pemikiran yang berkembang dari Tanah Hijaz; sejalan dengan munculnya gerakan Wahabisme dan gerakan yang muncul dari Mesir, yaitu pembaruan pemikiran keislaman. Corak keberagamaan dari Hijaz berangkat dari gagasan konsep puritanisme terhadap pemahaman dan pengamalan akidah dan ibadah yang bertujuan untuk menghindarkan umat Islam dari terjerumus dalam praktik syirk.
Ditulis oleh Prof. Dr. H. M. Ridwan Lubis, buku Sejarah Islam di Nusantara: Proses Penyiaran, Pemikiran, dan Keberagamaan dalam Pembangunan berupaya mengupas berbagai perdebatan teori mengenai penyiaran Islam ke Nusantara, pembaruan-pembaruan dalam pemikiran Islam, perkembangan keberagamaan di Indonesia, hingga relasi agama dan pembangunan.
No other version available