Text
The Ancient Heritage of Sriwijaya, Dalam Kemilau Songket & Perkawinan
Perjalanan panjang warisan budaya Sumatera Selatan yang sampai hari ini dapat kita saksikan diantaranya kain-kain songket yang indah penuh kemilau keemasan dan prosesi perkawinan dalam bentuk rangkaian adat tradisi yang sakral dan penuh makna. Merunut ke belakang akan warisan budaya (heritage) tersebut merupakan sebuah catatan sejarah tersendiri yang mewarnai negeri ini.
Kerajaan Sriwijaya sendiri ditengarai berdiri pada abad ke-7 Masehi dan dikenal sebagai kerajaan maritim yang kekuasaannya begitu luas. Transformasi budaya dan agama terjadi pula disini. Dalam khasanah budaya, sebagai daerah yang terbuka, Palembang dengan sukacita membuka diri terhadap berbagai jenis dan bentuk budaya yang masuk. Keluwesan tersebut memberi banyak bentuk baru pada kain-kain tenun yang sudah ada. Melimpahnya emas di Sriwijaya memungkinkan negara ini mengekspornya ke Siam dan kembali ke Palembang antara lain dalam bentuk benang emas. Diilhami kain-kain indah dari sutra berhiaskan selipan benang emas dari Cina dan India membuka wawasan baru bagi para penenun di lingkungan istana. Sejak itu songket mulai dikenal dan menjadi pakaian yang hanya boleh dikenakan oleh kalangan kerajaan.
Perkawinan sejak dulu ditempatkan sebagai sebuah peristiwa sakral. Penuh dengan simbol dan filosofi untuk menandai begitu pentingnya pernikahan dalam perjalanan hidup manusia. Peristiwa penting ini juga ditandai dengan keindahan penampilan sang pengantin. Palembang dikenal sebagai salah satu daerah yang memiliki prosesi adat perkawinan yang indah. Busana pengantin Palembang Aesan Gede maupun Paksangko merupakan asimilasi dari busana para permaisuri atau putri kerajaan. Unik dan mewah.
No other version available